
Mau Omset Bisnis Naik? Begini Cara Hitung dan Strateginya
Sovia
Setiap pelaku usaha tentu ingin mengetahui seberapa besar penjualan yang berhasil dicapai. Ukuran inilah yang dikenal sebagai omset.
Masalahnya, banyak bisnis masih kesulitan mencatat dan menghitung omset dengan benar. Akibatnya, performa penjualan tidak terlihat jelas.
Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu omset, manfaat mengetahui omset bisnis, cara menghitungnya dengan contoh sederhana, serta tips praktis untuk meningkatkan omset.
Apa Itu Omset?
Omset adalah istilah yang sering dipakai untuk menilai kinerja sebuah usaha. Secara sederhana, omset berarti jumlah total uang yang masuk dari hasil penjualan dalam periode tertentu. Periode ini bisa harian, bulanan, hingga tahunan, tergantung kebutuhan bisnismu.
Jumlah ini belum bersih karena masih termasuk semua pemasukan sebelum dikurangi biaya operasional. Misalnya, gaji karyawan, sewa tempat, bahan baku, listrik, dan biaya pemasaran. Karena itu, omset sering disebut juga sebagai pendapatan kotor.
Banyak orang mengira semakin besar omset, maka semakin besar pula keuntungan yang diperoleh. Padahal, tidak selalu begitu. Omset yang tinggi bisa saja tidak berbanding lurus dengan laba, terutama jika biaya pengeluaran juga besar.
Dalam dunia kuliner, omset punya peran penting untuk memantau potensi pertumbuhan bisnis. Penjualan makanan, minuman, hingga layanan pesan antar semuanya masuk dalam perhitungan omset. Dari sini, kamu bisa memahami seberapa besar perputaran uang dan menyusun strategi agar bisnis kulinermu tetap sehat secara finansial.
Manfaat Mengetahui Omset Bisnis
Mengetahui omset atau omzet adalah langkah penting untuk memahami kondisi bisnis. Omset menunjukkan seberapa besar pendapatan yang berhasil kamu raih dalam periode tertentu. Dari sini, kamu bisa menilai apakah bisnismu berkembang atau perlu perbaikan strategi.
Berikut beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan:
1. Evaluasi Performa Bisnis
Omset membantu menilai kualitas dan produktivitas usaha. Misalnya pada bisnis kuliner, omset tinggi menandakan menu populer terjual baik, sedangkan omset rendah bisa jadi tanda menu kurang diminati atau layanan perlu ditingkatkan.
2. Meningkatkan Kejelasan Keuangan
Mengetahui omset membuat pencatatan laporan laba rugi lebih akurat. Dalam bisnis kuliner, pencatatan ini membantumu melihat pendapatan harian, mingguan, hingga bulanan, sehingga kondisi keuangan terlihat lebih jelas.
3. Mengatur Pengeluaran Lebih Tepat
Dengan data omset, kamu bisa menyesuaikan pengeluaran. Jika omset kuliner sedang naik, kamu bisa menambah modal untuk bahan baku premium atau inovasi menu. Namun, saat menurun, kamu perlu mengontrol biaya agar profit tetap terjaga.
Baca juga: 10 Strategi Cost Control agar Biaya Operasional Restoran Lebih Terkendali
Cara dan Contoh Perhitungan Omset
Sumber: freepik.com
Menghitung omset sebenarnya cukup sederhana. Rumus dasar yang bisa digunakan adalah:
Omset = Jumlah Produk Terjual x Harga Jual
Rumus ini berlaku untuk berbagai bidang usaha, termasuk bisnis kuliner. Dengan mengetahui omset, kamu bisa memantau pendapatan kotor sebelum menghitung laba bersih.
Berikut beberapa cara menghitung omset beserta contohnya dalam praktik bisnis kuliner:
1. Omset Bulanan
Contohnya, sebuah kedai kopi menjual 300 cangkir kopi dalam sebulan. Harga per cangkir Rp25.000.
Perhitungan:
Omset = 300 x Rp25.000 = Rp7.500.000
Artinya, omset kedai kopi tersebut selama satu bulan adalah Rp7.500.000.
2. Omset Tahunan
Untuk memperkirakan omset setahun, gunakan rumus:
Omset Tahunan = Omset Bulanan x 12
Misalnya, sebuah restoran cepat saji memiliki omset Rp50.000.000 per bulan.
Perhitungan:
Rp50.000.000 x 12 = Rp600.000.000
Dengan cara ini, kamu bisa melihat proyeksi pendapatan tahunan, walaupun tetap perlu menyesuaikan dengan musim atau strategi promosi.
3. Persentase Kenaikan Omset
Kamu juga bisa menghitung pertumbuhan penjualan dari bulan ke bulan dengan rumus:
Persentase Omset = (Omset Akhir – Omset Awal) ÷ Omset Awal x 100%
Misalnya, kedai minuman menjual 250 cangkir pada Januari dan 300 cangkir pada Februari.
Januari: 250 x Rp25.000 = Rp6.250.000
Februari: 300 x Rp25.000 = Rp7.500.000
Perhitungan persentase:
(Rp7.500.000 – Rp6.250.000) ÷ Rp6.250.000 x 100% = 20%
Artinya, ada kenaikan omset sebesar 20% dari Januari ke Februari.
Strategi dan Tips Meningkatkan Omset Usaha
Omzet atau omset menjadi indikator penting dalam menilai performa bisnis. Semakin tinggi angkanya, semakin besar keuntungan yang bisa diperoleh. Strategi berikut dapat membantu menaikkan omset, termasuk untuk usaha kuliner:
1. Mengutamakan Kualitas dan Inovasi
Pastikan produk selalu berkualitas agar konsumen puas dan percaya. Inovasi rutin membuat produk tetap menarik, unik, dan kompetitif di pasaran.
2. Memberikan Pelayanan Terbaik
Pelayanan yang ramah, cepat tanggap, dan peduli pada kebutuhan konsumen meningkatkan loyalitas. Dalam bisnis kuliner, layanan cepat dan ramah sangat berpengaruh.
3. Menjalankan Promosi yang Efektif
Promosi seperti paket bundle, paket hemat, atau penawaran khusus mendorong pembelian lebih banyak. Program loyalitas juga membuat konsumen merasa dihargai.
4. Memperluas Pasar
Membuka cabang baru atau memanfaatkan marketplace, media sosial, dan delivery platform membantu menjangkau lebih banyak konsumen kuliner.
5. Mengembangkan Strategi Penjualan yang Komprehensif
Evaluasi strategi penjualan secara berkala. Gunakan data penjualan dan tren kuliner untuk menyesuaikan metode penjualan agar hasil optimal.
6. Mengintegrasikan Penjualan Multichannel
Bisnis kuliner bisa memanfaatkan platform delivery seperti GoFood, GrabFood, Shopee Food, ayomakan.co.id, atau platform serupa. Penjualan multichannel meningkatkan efisiensi, jangkauan pasar, dan omset.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, peningkatan usaha bisa dicapai secara konsisten, sehingga bisnis kamu tetap berkembang dan kompetitif.
FAQ Seputar Omset Bisnis
1. Apa bedanya omset dengan laba?
Omset adalah total penjualan, sementara laba adalah keuntungan setelah dikurangi biaya operasional.
2. Apakah omset sama dengan pendapatan?
Tidak selalu. Pendapatan kadang sudah memperhitungkan biaya, sedangkan omset masih kotor.
3. Faktor apa saja yang memengaruhi besar kecilnya omset?
Faktor utama meliputi harga produk, jumlah penjualan, musim, dan strategi pemasaran.
4. Apakah omset berpengaruh pada pajak bisnis?
Ya, besarnya omset memengaruhi kewajiban pajak terutama untuk bisnis dengan omset besar.
Baca juga: Mengenal Income: Perbedaannya dengan Revenue dan Jenis-Jenisnya
Kesimpulan
Omset adalah indikator penting dalam menilai kesehatan bisnis. Dengan memahami apa itu omset, manfaat, cara menghitung, serta strategi meningkatkan omset, pelaku usaha bisa mengelola bisnis lebih cerdas. Ingat, omset atau omzet hanyalah angka kotor, bukan laba bersih. Namun, angka ini tetap krusial untuk mengukur potensi dan pertumbuhan usaha.
Kelola omset bisnis kulinermu lebih mudah dengan solusi ESB POS, aplikasi kasir all-in-one khusus bisnis kuliner. Deteksi dan cegah fraud, atur menu dan paket promosi dengan praktis, serta nikmati fitur manajemen meja lengkap seperti link table, move table, dan split bill.
Multi-kasir meningkatkan efisiensi, customer display memudahkan pelanggan memeriksa pesanan, dan integrasi dengan GrabFood, GoFood, serta ShopeeFood membuat operasional lebih lancar. Tambahkan loyalty program, reservasi, hingga display kitchen untuk mempermudah kerja tim dapur.
Semua fitur ini siap membantu meningkatkan omset usahamu sekarang juga! Yuk, hubungi tim ESB sekarang dan manfaatkan ESB POS untuk bisnis kulinermu!
