
Kurva Permintaan: Pengertian, Jenis, dan Contohnya
Sovia
Pernah bertanya kenapa makanan yang sama bisa laku keras di satu waktu, tapi sepi di waktu lain?
Jawabannya bisa kamu temukan lewat kurva permintaan.
Bagi pelaku bisnis, memahami konsep ini bukan cuma teori ekonomi. Ini kunci penting untuk membaca tren, merespons pasar, dan meningkatkan penjualan.
Artikel ini akan membahas kurva permintaan secara lengkap dan mudah dipahami, dilengkapi gambar kurva permintaan, contoh aplikatif, hingga faktor pergeserannya.
Mengenal Kurva Permintaan
Kurva permintaan adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara harga dan jumlah barang yang diminta.
Grafik ini menggambarkan bagaimana permintaan konsumen berubah saat harga suatu produk naik atau turun.
Dalam kurva permintaan, harga produk ditampilkan di sumbu vertikal. Sementara itu, jumlah permintaan konsumen ditunjukkan di sumbu horizontal.
Dengan kurva ini, kamu bisa melihat apakah permintaan naik atau turun pada harga tertentu.
Kurva permintaan dibuat berdasarkan data nyata dari pasar. Data ini biasanya disusun dalam tabel yang disebut demand schedule.
Tabel ini menunjukkan berapa banyak barang yang diminta pada berbagai tingkat harga dengan asumsi faktor lain tetap (ceteris paribus).
Jumlah yang diminta (Qd) adalah banyaknya barang yang ingin dibeli konsumen pada harga tertentu.
Jumlah ini bisa berbeda dari jumlah barang yang benar-benar terbeli, terutama saat stok terbatas. Permintaan juga tergantung pada daya beli konsumen dan periode waktu tertentu.
Sementara itu, permintaan (D) adalah keseluruhan jumlah barang yang ingin dibeli konsumen di semua tingkat harga selama waktu tertentu.
Dari data ini, terbentuklah grafik yang kita kenal sebagai kurva permintaan.
Berikut contoh kurva permintaan:
Sumber: ginee.com
Kurva permintaan juga dapat digunakan sebagai alat analisis oleh pelaku usaha.
Melalui grafik ini, perusahaan bisa menilai seberapa besar minat konsumen terhadap produk pada setiap perubahan harga.
Ketika harga produk naik, permintaan cenderung menurun. Sebaliknya, jika harga turun, permintaan akan meningkat.
Pola ini menciptakan grafik yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
Kurva permintaan dan penawaran juga sering digunakan bersama untuk melihat keseimbangan pasar.
Titik pertemuan kedua kurva tersebut menunjukkan harga dan jumlah ideal di pasar.
Dengan memahami kurva permintaan dan penawaran, kamu bisa lebih tepat dalam merencanakan strategi penjualan dan menentukan harga jual produk.
Jenis-Jenis Kurva Permintaan
Dalam dunia ekonomi, permintaan tidak selalu bersifat linear. Ada beberapa jenis kurva yang menggambarkannya.
Lewat gambar kurva permintaan, kamu bisa lebih mudah memahami bagaimana perilaku konsumen berubah terhadap harga.
Berikut tiga jenis kurva permintaan yang perlu kamu pahami:
1. Kurva Permintaan Miring ke Bawah (Downward-Sloping Demand Curve)
Kurva ini menunjukkan hubungan terbalik antara harga dan jumlah barang yang diminta konsumen.
Saat harga naik, jumlah permintaan menurun. Saat harga turun, permintaan meningkat. Hubungan ini sejalan dengan hukum permintaan.
Jenis kurva ini berlaku untuk barang-barang normal yang memiliki alternatif.
Ketika harga suatu produk naik, konsumen cenderung beralih ke barang pengganti dengan harga lebih terjangkau.
Gambar kurva permintaan ini biasanya berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
2. Kurva Permintaan Miring ke Atas (Upward-Sloping Demand Curve)
Kurva ini memperlihatkan hubungan positif antara harga dan permintaan barang.
Saat harga naik, permintaan juga meningkat. Kondisi ini tidak sesuai dengan hukum permintaan, dan biasanya terjadi pada barang tertentu.
Contohnya adalah barang Veblen dan barang Giffen.
- Barang Veblen: permintaannya naik karena dianggap simbol status. Harga tinggi membuatnya lebih diinginkan.
- Barang Giffen: termasuk barang inferior, tapi permintaannya justru turun ketika harganya turun.
Contoh barang Giffen adalah pakaian bekas. Saat harganya turun, konsumen menganggap kualitasnya lebih rendah.
Sebaliknya, ketika harga naik, mereka lebih tertarik membeli karena dianggap baru dan berkualitas.
Fenomena ini menunjukkan bahwa harga bisa mempengaruhi persepsi nilai suatu barang, bukan hanya daya beli.
3. Kurva Permintaan Tertekuk (Kinked Demand Curve)
Kurva ini sering ditemukan di pasar oligopoli, seperti industri dengan beberapa pemain besar.
Kurva ini menggambarkan perbedaan respons konsumen terhadap kenaikan dan penurunan harga.
Jika harga naik, permintaan turun drastis karena konsumen sangat sensitif. Misalnya, kenaikan harga 15% bisa membuat permintaan turun lebih dari 15%.
Sebaliknya, jika harga turun, permintaan naik tapi hanya sedikit. Misalnya, penurunan harga 10% mungkin hanya meningkatkan permintaan kurang dari 10%.
Gambar kurva permintaan ini menunjukkan dua garis lurus yang membentuk sudut tajam.
Kurva ini menegaskan bahwa strategi harga di pasar oligopoli harus dipikirkan dengan sangat hati-hati.
Baca juga: Cara Mudah dan Praktis Membuat Laporan Laba Rugi Penjualan Makanan
Faktor-Faktor yang Menggerakkan Kurva Permintaan
Kurva permintaan bisa mengalami pergeseran karena berbagai alasan.
Pergeseran kurva permintaan ini menunjukkan adanya perubahan jumlah barang yang diminta, meskipun harga tetap.
Berikut adalah beberapa faktor utama yang mendorong perubahan tersebut:
1. Pendapatan Konsumen
Ketika pendapatan konsumen meningkat, daya beli mereka ikut naik. Akibatnya, permintaan terhadap barang dan jasa pun ikut bertambah.
Sebaliknya, jika pendapatan menurun, permintaan akan cenderung turun.
Hal ini sering jadi penyebab utama pergeseran kurva permintaan ke arah kanan atau kiri.
2. Harga Barang Substitusi
Jika harga barang pengganti naik, konsumen cenderung beralih ke produk lain yang lebih terjangkau.
Hal ini menyebabkan permintaan terhadap barang pengganti meningkat.
Sebaliknya, jika harga barang substitusi turun, permintaan terhadap produk sejenis bisa menurun. Ini juga bisa memicu pergeseran kurva permintaan.
3. Tingkat Kebutuhan
Permintaan meningkat jika barang tersebut dianggap penting dalam kehidupan sehari-hari.
Contohnya, saat musim hujan, permintaan payung dan jas hujan meningkat tajam.
Semakin besar intensitas kebutuhan, semakin besar pula peluang terjadinya pergeseran kurva permintaan.
4. Selera Konsumen
Perubahan selera, tren, dan gaya hidup bisa mempengaruhi permintaan.
Saat konsumen lebih menyukai satu produk dibandingkan produk lain, permintaannya akan meningkat.
Tren baru seringkali menjadi pemicu pergeseran kurva permintaan dalam waktu singkat.
5. Harga Produk Itu Sendiri
Walaupun bukan penyebab pergeseran, perubahan harga bisa mengubah posisi di kurva permintaan.
Ketika harga naik, jumlah permintaan biasanya turun. Saat harga turun, permintaan cenderung naik.
Perubahan ini mencerminkan pergerakan sepanjang kurva, bukan pergeseran.
6. Harga Produk Pesaing
Jika harga produk dari kompetitor lebih rendah, konsumen bisa berpindah pilihan.
Akibatnya, permintaan terhadap produkmu bisa menurun. Inilah alasan pentingnya riset harga sebelum menetapkan strategi penjualan.
Baca juga: Mau Operasional Lancar? Yuk, Kenali Apa Itu Stock Buffer dan Pentingnya Buat Bisnis Kamu
Kesimpulan
Kurva permintaan bukan sekadar teori ekonomi. Ini alat penting bagi pelaku bisnis di segala bidang, tak terkecuali di industri kuliner.
Dengan memahami jenis-jenis kurva, faktor yang mempengaruhinya, serta pergeseran yang bisa terjadi, kamu bisa membuat keputusan harga dan strategi pemasaran yang lebih tepat.
Ditambah dengan contoh nyata dan gambar kurva permintaan, kamu akan lebih siap menghadapi dinamika pasar.
Saatnya digitalisasi bisnismu bersama ESB! Kalau kamu ingin memahami permintaan konsumen lebih dalam dan membuat keputusan berbasis data, sekarang waktu yang tepat untuk beralih ke sistem digital.
Gunakan solusi dari ESB untuk mempermudah semua aspek operasional bisnis kulinermu, mulai dari sistem POS, ERP, pemesanan makanan online, manajemen supply chain, hingga sistem antrean pelanggan.
Tingkatkan efisiensi dan penjualanmu dengan menghubungi Tim ESB.
