SHARE

Mengenal Bahan Baku, Jenis-Jenisnya, dan Tips Pengelolaannya

Sovia
bahan baku

Setiap industri membutuhkan bahan baku untuk menciptakan produk berkualitas. 

Namun, banyak bisnis masih menghadapi tantangan dalam mengelola persediaan bahan baku dengan efektif. 

Sumber bahan baku yang dekat dengan tempat produksi akan dapat menekan biaya operasional, sementara pengelolaan yang buruk bisa menyebabkan pemborosan. 

Yuk, pelajari lebih dalam tentang bahan baku dan cara mengelolanya dengan lebih efisien di artikel ini!

Mengenal Apa Itu Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam membuat suatu produk melalui proses produksi suatu industri. 

Bahan ini terlihat secara dominan pada produk jadi dan menjadi bagian terbesar dari bentuk barang. Pemilihan bahan baku harus cermat karena kualitasnya akan sangat mempengaruhi hasil akhir produk.

Selain bahan utama, ada juga bahan penolong yang mendukung proses produksi. 

Semua bahan ini perlu dikelola dengan baik agar produksi berjalan lancar dan efisien. 

Sumber bahan baku yang dekat dengan tempat produksi akan dapat menekan biaya operasional, termasuk biaya pengiriman dan penyimpanan.

Dalam industri manufaktur, bahan baku tidak bisa langsung digunakan tanpa melalui tahapan tertentu. 

Proses yang dilakukan agar bahan baku dapat diubah menjadi bentuk lain disebut proses produksi. 

Oleh karena itu, pengelolaan bahan baku yang tepat sangat penting untuk memastikan efisiensi dan kualitas produk akhir.

Baca juga: 5 Metode Penilaian Persediaan Terbaik untuk Optimalkan Bisnismu!

Jenis-Jenis Bahan Baku

Jenis-Jenis Bahan Baku

Sumber: freepik.com

Secara umum, bahan baku dibagi menjadi dua kategori utama: bahan langsung (direct material) dan bahan tidak langsung (indirect material). Yuk, kenali lebih dalam masing-masing jenisnya!

1. Direct Material

Bahan baku langsung adalah bahan utama dalam produksi suatu produk. Tanpa bahan ini, produk akhir tidak akan terbentuk. 

Contohnya, kayu dalam pembuatan furnitur atau gandum dalam produksi tepung terigu.

Biaya untuk direct material biasanya berbanding lurus dengan jumlah produk yang dihasilkan. 

Jika biaya tinggi tetapi jumlah produk tidak sesuai, bisa jadi ada masalah dalam proses produksi.

2. Indirect Material

Bahan baku tidak langsung adalah bahan yang mendukung produksi tetapi tidak terlihat jelas pada produk jadi. Misalnya, dalam pembuatan furnitur, kayu termasuk direct material, sedangkan paku dan cat dasar adalah indirect material.

Meski tidak terlihat, indirect material tetap penting untuk kelancaran produksi. Karena itu, perencanaan pengadaannya harus dilakukan dengan cermat.

Selain direct dan indirect material, bahan baku juga bisa diklasifikasikan ke dalam 5 kelompok berikut:

1) Bahan Mentah (Raw Material)

Bahan utama produksi yang masih dalam bentuk mentah. Bisa diperoleh dari alam, supplier, atau diproduksi sendiri.

2) Komponen Rakitan (Purchase Parts/Components)

Bagian atau komponen yang siap dirakit menjadi produk akhir, seperti baut atau engsel pada furniture.

3) Bahan Pembantu (Supplies)

Material yang digunakan dalam produksi, tetapi bukan bagian dari produk jadi, misalnya pelumas mesin.

4) Barang dalam Proses (Work in Process)

Produk yang masih dalam tahap produksi dan memerlukan proses lebih lanjut sebelum menjadi barang jadi.

5) Barang Jadi (Finished Goods)

Produk yang sudah selesai diproses dan siap untuk dijual atau dikirim ke pelanggan.

Tips Mengelola Persediaan Bahan Baku

Mengelola persediaan bahan baku dengan baik bisa meningkatkan efisiensi dan mengurangi risiko kerugian. Berikut lima tips yang bisa kamu terapkan:

1. Hindari Overstock dan Understock

Stok yang terlalu banyak atau terlalu sedikit bisa menghambat operasional. Jika stok berlebihan, itu bisa berarti perkiraan penjualan terlalu optimis. 

Sebaliknya, jika stok kurang, mungkin ada masalah dalam memperkirakan permintaan atau gangguan rantai pasokan. Pastikan selalu mengevaluasi data penjualan dan permintaan.

2. Tentukan Reorder Points untuk Safety Stock

Jangan menunggu kehabisan stok baru melakukan pemesanan ulang. Hitung reorder points agar kamu tahu kapan harus menambah persediaan. 

Hal ini membantu menjaga kelancaran produksi tanpa membebani gudang dengan stok berlebih.

3. Gunakan Sistem Perencanaan Sumber Daya Material

Sistem ini membantu menentukan jenis dan jumlah bahan baku yang dibutuhkan. 

Dengan menganalisis data konsumsi historis dan perkiraan masa depan, kamu bisa mengoptimalkan jumlah stok. 

Selain itu, ini juga bisa mempercepat proses produksi tanpa risiko kekurangan bahan.

4. Pastikan Kontrol Kualitas Terjaga

Bahan baku berkualitas buruk bisa memperlambat produksi dan meningkatkan biaya tenaga kerja. 

Selalu lakukan pengecekan kualitas bahan sebelum digunakan. Bekerja sama dengan vendor terpercaya juga bisa mengurangi risiko mendapatkan bahan yang tidak sesuai standar.

5. Otomatisasi Manajemen Data

Mengelola persediaan secara manual bisa memakan waktu dan rentan kesalahan. 

Gunakan software yang bisa membantu peramalan permintaan, analisis data rantai pasokan, dan penentuan biaya produksi. 

Jika bisnis kamu di bidang makanan dan minuman, sistem pelacakan bahan baku bisa membantu memastikan kualitas tetap terjaga.

Baca juga: 9 Cara Membuat Laporan Stok Barang untuk Restoran dan Usaha Kuliner

Kesimpulan

Bahan baku adalah faktor utama dalam proses produksi yang harus dikelola dengan baik. 

Pemilihan supplier yang tepat, sistem manajemen stok yang efektif, dan perencanaan produksi yang matang akan membantu meningkatkan efisiensi bisnis.

Jika ingin memastikan pengelolaan bahan baku yang lebih optimal, ESB Goods bisa jadi solusi terbaik. 

Dengan sistem manajemen supply chain yang terintegrasi, proses pembelian hingga pembayaran terhubung langsung dengan supplier terpercaya. 

Yuk, optimalkan bisnis dengan solusi manajemen bahan baku terbaik! Hubungi Tim ESB!

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya