SHARE

Keuntungan Payback Period dan Cara Mudah Menghitungnya

Sovia
payback period

Mengelola keuangan bisnis dengan bijak itu penting, terutama saat harus memilih proyek yang paling menguntungkan. 

Salah satu metode yang banyak digunakan untuk menilai kelayakan investasi adalah payback period.

Dengan menggunakan payback period yang baik, kamu bisa menghitung berapa lama modal yang dikeluarkan bisa kembali. 

Memahami metode ini akan membantu kamu mengambil keputusan investasi yang lebih strategis dan minim risiko.

Yuk, pelajari lebih lanjut tentang payback period melalui artikel ini!

Apa Itu Payback Period?

Payback period adalah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal awal dari suatu investasi. 

Metode ini membantu menentukan seberapa cepat sebuah investasi bisa mencapai titik impas atau break-even point.

Semakin singkat payback period, semakin menarik investasi tersebut bagi pengusaha dan investor. 

Sebaliknya, jika waktunya terlalu lama, peluang investasi bisa jadi kurang menarik.

Biasanya, payback period digunakan untuk investasi dengan modal awal yang besar. 

Perhitungannya dilakukan dengan membagi investasi awal dengan arus kas rata-rata per tahun. 

Dengan cara ini, kamu bisa membandingkan berbagai peluang investasi dan memilih yang paling cepat menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Break Even Point (BEP): Pengertian dan Cara Menghitung untuk Usaha

Fungsi Payback Period dalam Bisnis

Fungsi Payback Period dalam Bisnis

Sumber: freepik.com

Payback period berperan penting dalam investasi yang membutuhkan modal awal besar, seperti pembangunan fasilitas industri atau pengembangan perangkat lunak. 

Semakin singkat periode pengembaliannya, semakin menarik investasi tersebut.

Selain itu, payback period membantu dalam memilih investasi yang paling menguntungkan. 

Perusahaan sering dihadapkan pada berbagai pilihan proyek dengan kelebihan dan risikonya masing-masing. 

Dengan payback period, keputusan investasi bisa lebih terarah.

Payback period yang cepat juga berkontribusi pada arus kas dan neraca bisnis. 

Metrik ini menjadi indikator penting untuk memastikan investasi awal mampu memberikan pengembalian yang stabil.

Tak hanya itu, investasi besar sering kali disertai risiko tinggi. Payback period yang singkat membantu mengurangi risiko pasar, sehingga bisnis bisa lebih percaya diri dalam mengambil keputusan investasi.

Keuntungan Menggunakan Payback Period

Metode payback period memiliki beberapa keuntungan yang membuatnya populer dalam pengelolaan keuangan bisnis. Berikut beberapa keunggulannya:

1. Mudah Digunakan dan Dipahami

Payback period adalah metode sederhana yang tidak memerlukan banyak data atau asumsi. 

Kamu hanya perlu mengetahui total investasi awal dan arus kas masuk untuk menghitungnya. 

Dibandingkan metode lain, proses perhitungannya lebih cepat dan mudah dipahami, sehingga cocok untuk berbagai jenis bisnis.

2. Mempercepat Evaluasi Proyek

Dengan payback period, kamu bisa menilai apakah suatu proyek layak untuk dijalankan dalam waktu singkat. 

Hasil perhitungannya membantu menentukan apakah investasi yang dilakukan akan cepat kembali atau justru berisiko tinggi. 

Hal ini sangat berguna bagi bisnis yang membutuhkan keputusan cepat dalam mengalokasikan modal.

3. Mengurangi Risiko Kerugian

Semakin singkat payback period, semakin kecil risiko kerugian yang mungkin terjadi. 

Proyek dengan periode pengembalian cepat menunjukkan efisiensi dan memperkuat likuiditas perusahaan. 

Hal ini sangat bermanfaat bagi usaha kecil yang memiliki sumber daya terbatas, karena membantu menjaga kestabilan keuangan mereka.

4. Meningkatkan Likuiditas Bisnis

Bisnis dengan modal terbatas perlu memastikan arus kas mereka tetap lancar agar bisa berinvestasi kembali pada peluang baru. 

Payback period memberikan gambaran jelas tentang seberapa cepat modal bisa kembali, sehingga pemilik bisnis dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan menjaga kesehatan finansial perusahaan.

Kekurangan Menggunakan Payback Period

Meskipun sederhana dan mudah digunakan, metode payback period memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan sebelum mengambil keputusan investasi.

1. Mengabaikan Nilai Waktu Uang

Payback Period tidak mempertimbangkan konsep nilai waktu uang. Artinya, metode ini menganggap uang yang diterima di masa depan memiliki nilai yang sama dengan uang saat ini.

Padahal, uang yang diterima lebih cepat bisa diinvestasikan kembali untuk menghasilkan keuntungan tambahan. 

Akibatnya, nilai sebenarnya dari arus kas proyek bisa terdistorsi.

2. Tidak Mempertimbangkan Arus Kas Setelah Modal Kembali

Metode ini hanya fokus pada waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal awal. 

Arus kas setelah periode pengembalian tidak diperhitungkan, meskipun bisa saja masih ada potensi keuntungan yang besar di masa depan. 

Hal ini bisa membuat kamu melewatkan proyek dengan peluang profitabilitas lebih tinggi dalam jangka panjang.

3. Mengabaikan Profitabilitas Investasi

Proyek dengan periode pengembalian yang lebih singkat belum tentu lebih menguntungkan. 

Jika arus kas berhenti atau menurun setelah modal kembali, maka profitabilitas jangka panjang proyek tersebut bisa jadi rendah. 

Oleh karena itu, selain mempertimbangkan payback period, penting juga untuk menganalisis keuntungan keseluruhan dari investasi.

Untuk menghindari keputusan yang kurang optimal, gunakan pendekatan yang lebih komprehensif seperti Net Present Value (NPV) atau Internal Rate of Return (IRR). 

Dengan begitu, kamu bisa mendapatkan gambaran yang lebih akurat tentang potensi keuntungan investasi.

Rumus Payback Period dan Cara Menghitungnya

Rumus payback period yang umum digunakan adalah:

Payback Period = Total Investasi Awal ÷ Arus Kas Tahunan

Misalnya, sebuah perusahaan mengeluarkan investasi awal sebesar Rp10 miliar untuk sebuah proyek. 

Jika proyek tersebut menghasilkan arus kas sebesar Rp2,5 miliar per tahun, maka payback period-nya adalah:

Rp10 miliar ÷ Rp2,5 miliar = 4 tahun

Artinya, modal awal akan kembali dalam waktu 4 tahun.

Jika arus kas setiap tahunnya tidak tetap, gunakan metode berikut:

Payback Period = Tahun sebelum pemulihan penuh + (Sisa investasi ÷ Arus kas tahun terakhir)

Misalnya, kamu berinvestasi Rp5 miliar dan mendapatkan pengembalian Rp1,5 miliar di tahun pertama, Rp1,2 miliar di tahun kedua, Rp1,1 miliar di tahun ketiga, dan Rp1 miliar di tahun keempat. 

Total arus kas yang terkumpul hingga tahun ketiga adalah Rp3,8 miliar. Maka, payback period dihitung sebagai berikut:

3 + (Rp5 miliar – Rp3,8 miliar) ÷ Rp1 miliar

= 3 + (Rp1,2 miliar ÷ Rp1 miliar)

= 3 + 1,2

= 4,2 tahun

Dengan memahami cara menghitung payback period ini, kamu bisa membandingkan berbagai peluang investasi dan memilih yang paling cepat menghasilkan keuntungan.

Baca juga: Cara Menghitung dan Meningkatkan ROI untuk Maksimalkan Potensi Bisnis

Kesimpulan

Menentukan payback period yang baik sangat penting dalam evaluasi investasi bisnis. 

Dengan metode ini, pengusaha bisa menilai seberapa cepat modal kembali dan apakah investasi tersebut layak dilakukan.

Ingin bisnis kuliner lebih efisien? Manfaatkan solusi ESB Order, sistem pemesanan makanan online yang membuat proses lebih cepat hingga 40% dibandingkan sistem manual. 

Selain itu, ESB Order terintegrasi dengan berbagai pembayaran digital, voucher, dan loyalty program. Bahkan, dengan rekomendasi AI, transaksi bisa meningkat hingga 60%! 

Hubungi Team ESB sekarang dan konsultasikan bisnismu.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya