SHARE

Ini Cara Teknologi Finansial (Tekfin) Memberikan Gebrakan di Sektor Keuangan Indonesia

Gebrakan inovasi yang disruptif dan cepat merambah ke semua bidang, tidak terkecuali di bidang finansial. Pernah mendengar istilah tekfin? Teknologi finansial (tekfin) atau juga dikenal dengan Financial Technology (Fintech) mengkolaborasikan jasa keuangan dengan inovasi teknologi yang terus berkembang.

Menurut Boston Consulting Group (BCG), negara Asia Pasifik yang masih berkembang—termasuk Indonesia—akan terus mengalami pertumbuhan yang pesat dalam bidang teknologi finansial karena populasi penduduk yang underbanked, jumlah UMKM yang tinggi, serta meningkatnya pertumbuhan jumlah anak muda yang melek teknologi (tech savvy) dan kelas ekonomi menengah. 

Sejalan dengan pernyataan BCG, data dari East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023 menyatakan bahwa sektor teknologi finansial di Indonesia punya masa depan yang menjanjikan sekaligus berpotensi untuk mendorong nilai transaksi. Lantas, bagaimana teknologi finansial akan memberikan gebrakan dan kemajuan untuk masa depan finansial di Indonesia?

1. Teknologi Finansial yang Bersinergi dengan Bank

Teknologi Finansial yang Bersinergi dengan Bank

Sumber: freepik

Ada banyak kemudahan yang ditawarkan teknologi finansial dalam akses perbankan untuk tingkat individu sampai dengan perusahaan. Mulai dari sistem pembayaran digital, P2P lending, crowdfunding, micro financing, sampai market comparison/ aggregator. Tekfin membantu meningkatkan dan mengotomatisasi proses sehingga perbankan bisa memberikan pelayanan yang lebih memuaskan serta memberikan solusi yang adaptif mengikuti kebutuhan customer

Menurut data dari ATOS – LookOut Industry Trends Banking, banyak perubahan besar positif yang dipicu oleh kehadiran tekfin dalam dunia perbankan. Tekfin mampu meningkatkan hingga 30% keuntungan operasional bank, 2/3 transaksi finansial sudah dilakukan online, serta meningkatkan inklusivitas. Sebanyak ±2 miliar orang yang belum mempunyai rekening bank bisa di-approach dengan mobile.

Sinergi antara teknologi finansial dengan perbankan dapat membuktikan bahwa pelayanan perbankan bisa diakses dengan cepat, fleksibel dari mana saja, dan harganya terjangkau. Jika ingin merebut pasar dan meningkatkan profit, maka tugas perbankan adalah untuk beradaptasi dan menyediakan produk serta layanan tersebut. 

Mengutip dari Intellias: New Age in Banking white paper, milenial dan gen Z ingin melihat produk bank sebagai pendamping sekaligus penasihat yang akan membantu mereka mencapai kesejahteraan finansialnya. Maka dari itu, untuk menjawab kebutuhan pasar, bank perlu mencari terobosan untuk membuat produk yang personalized, dekat dengan customer, dan jangan lupa untuk selalu menjaga privasi serta consent para customers.

2. Kontribusi Ekonomi Digital yang Terus Meningkat

Kontribusi Ekonomi Digital yang Terus Meningkat

Sumber: freepik

Ekonomi digital merujuk pada aktivitas-aktivitas di bidang perekonomian yang memanfaatkan teknologi digital. Contoh dari ekonomi digital adalah electronic commerce (e-commerce), transportasi, dan hotel (Ilman, Nurjihadi, & Noviskandariani, 2019). Investasi tekfin di Indonesia pada periode 2020-2022 mencapai USD3,2 miliar atau meningkat hingga 4,6 kali lipat dari periode sebelumnya 2017-2019 (data Boston Consulting Group). 

Beberapa e-commerce yang sudah mempunyai sebuah ekosistem terpadu bisa memanfaatkan tekfin untuk menguatkan dan meningkatkan skala bisnisnya dengan lebih baik dan maksimal. Mengutip dari East Ventures – Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, kesuksesan tekfin di Indonesia disebabkan oleh pemakaian platform pembayaran digital yang semakin meluas dan inklusif pada banyak sektor usaha. 

Semenjak pandemi, masyarakat lebih memilih untuk berbelanja secara online sehingga mendukung transaksi online, tanpa kontak langsung. Kehadiran platform yang memfasilitasi pergeseran transaksi offline ke online mempermudah sekaligus mempercepat transaksi pelanggan sekaligus meningkatkan efisiensi operasional bisnis. Contoh platform pembayaran digital yang sudah secara masif digunakan adalah dompet digital, internet banking, dan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS).

Sebesar 53% pengguna e-commerce pun memilih dompet digital sebagai metode pembayarannya, mengukuhkan posisi tekfin untuk mendukung pertumbuhan e-commerce dan ekonomi Indonesia secara keseluruhan. Selain itu, penggunaan POS mobile yang sudah terintegrasi dengan berbagai macam metode pembayaran digital untuk transaksi online pun menunjukkan pertumbuhan yang positif dan menjanjikan. 

Berdasarkan data dari Statista, pengguna pada market pembayaran dengan POS mobile diprediksi akan mencapai angka 62,8 juta pada tahun 2027 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR 2023-2027) sebesar 14,41%. Melihat potensi ini, aplikasi POS dapat dijadikan alternatif tekfin yang kamu pilih untuk membuat bisnismu semakin berkembang dan efisien.

3. Meningkatnya Jumlah Perusahaan Tekfin

Meningkatnya Jumlah Perusahaan Tekfin

Sumber : freepik / macrovector

Menilik beberapa tahun kebelakang, perusahaan yang bergerak di bidang teknologi finansial di Indonesia masih menunjukkan jumlah yang kecil. Tetapi kini, mulai banyak perusahaan yang bergerak di bidang ini karena melihat potensi pasar yang masih terbuka lebar di Indonesia serta akan terus memberikan dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. 

Mengutip dari Boston Consulting Group, jumlah tekfin di Indonesia meningkat signifikan selama satu dekade terakhir. Pada tahun 2011 jumlah tekfin di Indonesia masih di 51 tekfin, sedangkan di tahun 2022 meningkat hingga 6,5 kali lipat menjadi 334 tekfin. Menurut data dari East Ventures, selama tahun 2021 hingga 2022 pertumbuhan tekfin di Indonesia cukup signifikan mencapai angka 83%, menunjukkan tingkat optimisme investor terhadap potensi tekfin dan perkembangannya di Indonesia.

4. Peningkatan Teknologi Finansial Menyediakan Platform Peminjaman Modal  (Lending)

Peningkatan Teknologi Finansial Menyediakan Platform Peminjaman Modal (Lending)

Sumber: freepik / tirachardz

Platform lending atau peminjaman menjadi salah satu jawaban kebutuhan para pengusaha yang ingin memulai, melebarkan, atau diversifikasi bisnisnya, tetapi terhambat dana. Masa depan lending ini tetap terlihat cerah karena seiring dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik, potensi penggunaan kredit pun akan meningkat. 

Teknologi finansial mampu menawarkan solusi pinjaman modal (lending) untuk lebih dari 50% populasi dewasa di Indonesia yang unbanked atau underbanked. Lending yang difasilitasi dengan teknologi finansial mampu menembus batasan geografis dan aksesibilitas.

Beberapa aktualisasi lending yang sudah tidak lagi konvensional, tetapi sudah berbasis online mampu menjangkau pengguna yang lebih luas. Selain itu, lending semacam ini pun akan terasa lebih dekat dengan masyarakat seperti sistem bayar nanti (pay later) untuk memudahkan pengguna mengakses kebutuhannya dari mulai kebutuhan sederhana sampai kompleks.  

ESB pun menawarkan solusi tekfin dalam hal lending untuk para supplier bisnis F&B. ESB Capital menyediakan solusi permodalan untuk para supplier F&B dengan persyaratan yang mudah dan tingkat bunga yang rasional. Tidak perlu ragu dan pusing lagi akan hambatan dana untuk mengembangkan bisnis kulinermu, cukup hubungi tim kami untuk temukan solusi yang kamu cari!

Setelah mengulik bagaimana teknologi finansial mampu memberikan gebrakan pada sektor finansial di Indonesia di atas, dapat disimpulkan bahwa tekfin mampu mengubah bisnis model dari yang semula konvensional menjadi lebih modern dan mengikuti perkembangan teknologi. 

Selain itu, tekfin pun hadir sebagai salah satu solusi yang dibutuhkan untuk menutup jarak akses finansial sehingga dapat mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi. Berkolaborasi dengan teknologi finansial dapat meningkatkan inklusivitas keuangan serta bisa mempercepat & penyediaan pelayanan pelanggan yang lebih maksimal dengan mempermudah dan menyederhanakan proses.

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya