SHARE
Disbursement Adalah: Pengertian, Contoh Skema, dan Manfaatnya dalam Bisnis & Industri F&B
Febbi S
Bayangkan bisnismu lagi tumbuh pesat: penjualan naik, cabang bertambah, pelanggan makin banyak. Tapi di balik itu, keuangannya berantakan.
Supplier sering terlambat dibayar, refund ke pelanggan lama diproses, payroll kadang molor, dan laporan keuangan bikin pusing.
Sering kali, akar masalahnya ada di satu hal: tidak adanya sistem disbursement yang rapi dan terstruktur.
Padahal, kalau pemasukan (revenue) adalah napas bisnis, maka disbursement adalah aliran darah yang memastikan semua bagian usaha—operasional, karyawan, supplier, hingga mitra—tetap bergerak selaras.
Apa Itu Disbursement?
Secara umum, disbursement adalah proses penyaluran dana dari sebuah perusahaan kepada pihak lain sebagai bagian dari kegiatan operasional, administratif, atau finansial.
Disbursement mencakup seluruh transaksi “uang keluar”, seperti:
- Pembayaran supplier atau vendor
- Pembayaran gaji (payroll) karyawan
- Pembayaran komisi, fee platform, atau biaya layanan
- Pengeluaran biaya operasional (listrik, gas, internet, maintenance)
- Pembayaran pajak dan administrasi
- Refund atau pengembalian dana kepada pelanggan
- Biaya marketing, partnership, dan campaign
- Transfer antar rekening internal perusahaan
- Settlement dana dari platform kepada rekening bisnis.
Proses disbursement bisa dilakukan:
- Manual: via ATM, transfer bank, cek, atau kas fisik
- Semi-otomatis: melalui mobile banking dan approval digital
- Otomatis: melalui sistem keuangan, ERP, atau payment gateway terintegrasi.
Di dunia keuangan, kamu juga akan bertemu beberapa istilah turunan diantaranya disbursement plan : rencana penarikan/pengeluaran dana dalam periode tertentu.
Kemudian ada juga, disbursement float: jeda antara instruksi pembayaran dan dana benar-benar keluar; dan disbursement fee merupakan biaya tambahan dalam proses pencairan (misalnya di ekspedisi internasional).
Intinya: disbursement mengatur semua “uang keluar” bisnis dengan cara yang tertib, transparan, dan bisa dilacak.
Tujuan Disbursement
Berikut merupakan tujuan utama disbursement antara lain:
- Mengatur pengeluaran agar rapi dan terstruktur
- Memastikan aliran dana terkendali dan tidak bocor
- Menjamin setiap transaksi tercatat untuk laporan dan audit
- Menjaga kesehatan arus kas (cash flow)
- Mempermudah rekonsiliasi antara operasional, accounting, dan finance.
Tanpa pengelolaan disbursement yang baik, bisnis akan sulit untuk mengelola operasionalnya.
Bagaimana Disbursement Bekerja Secara General?
Secara umum, proses disbursement mengikuti alur sederhana: ada kebutuhan → dicek → disetujui → dibayar → dicatat.
Berikut penjelasan ringkasnya:
1. Pengajuan Pengeluaran (Request)
Tim atau outlet mengajukan kebutuhan: beli bahan baku, bayar vendor, perjalanan dinas, campaign marketing, dan sebagainya.
2. Verifikasi Dokumen
Finance memeriksa dokumen: PO, invoice, bukti penerimaan barang/jasa, nominal, dan kecocokan dengan anggaran.
3. Approval atau Persetujuan
Pihak berwenang (supervisor, manajer, owner) menyetujui sesuai limit kewenangan.
4. Pembayaran (disbursement)
Dana dicairkan melalui transfer bank, sistem disbursement, atau integrasi payroll. Bukti transfer disimpan otomatis.
5. Pencatatan & rekonsiliasi
Semua transaksi masuk ke laporan keuangan, lalu dicocokkan dengan mutasi bank. Dari sini lahir cash flow, HPP, dan laporan biaya yang rapi.
Jenis & Dokumen Terkait Disbursement (Singkat)
Beberapa istilah yang sering muncul:
1. Cash disbursement
Pengeluaran dana, baik tunai maupun transfer. Contoh: reimburse perjalanan dinas, petty cash outlet.
2. Cash disbursement journal
Jurnal khusus yang mencatat semua pengeluaran kas; bisa dibuat di Excel, Google Sheets, atau aplikasi accounting.
3. Cash receipt journal
Kebalikannya, jurnal untuk mencatat semua penerimaan kas (penjualan, pelunasan piutang, bunga, dividen, dll).
Tiga hal ini membantu bisnis memisahkan dengan jelas: uang keluar, uang masuk, dan riwayatnya.
Manfaat Disbursement yang Tertata untuk Bisnis
Kalau disbursement dikelola dengan sistem yang baik, manfaatnya terasa banget:
1. Mempercepat Proses Transaksi
Dengan sistem modern, kamu bisa:
- membayar gaji seluruh karyawan hanya dengan upload file payroll,
- mentransfer dana ke ratusan/ ribuan merchant sekaligus,
- memproses refund tanpa harus cek satu per satu.
Semua lebih cepat dibanding cara manual.
2. Memudahkan Audit & Laporan Keuangan
Setiap pembayaran tercatat otomatis lengkap dengan: nominal, tanggal & waktu, penerima, hingga bukti transaksi
Saat audit atau laporan pajak, kamu tinggal tarik data, bukan cari-cari bon kertas.
3. Menjamin Keamanan Transaksi
Sistem disbursement modern biasanya sudah dilengkapi: enkripsi data, otentikasi berlapis, dan pembatasan akses sesuai jabatan (input vs approval).
Hal ini berfungsi untuk mengurangi risiko fraud internal, salah transfer, atau penyalahgunaan dana.
4. Mendorong Performa Pegawai
Gaji yang tepat jumlah, tepat waktu, dan tanpa drama selisih membuat karyawan lebih fokus kerja dan loyal.
Di sisi lain, tim HR & finance tidak kehabisan waktu hanya untuk urus payroll manual setiap bulan.
5. Mempermudah Backup & Recovery Data
Sistem digital menyimpan data transaksi di cloud. Kalau ada error, serangan siber, atau perangkat rusak, data masih bisa dipulihkan.
Bisnis jadi tidak “buta” kalau ada gangguan teknis.
Baca juga: Banyak Pebisnis Salah Paham! Ini Bedanya Upselling dan Suggestive Selling
Pentingnya Disbursement dalam Bisnis Restoran
Dalam bisnis apa pun, disbursement, proses pencairan dana dari sistem ke rekening pemilik usaha, adalah mekanisme yang memastikan bisnis tetap hidup.
Tapi di industri F&B, disbursement menjadi jauh lebih penting karena ritme operasional yang bergerak setiap jam, bukan setiap minggu.
Restoran bergantung pada disbursement untuk:
- Membeli bahan baku harian,
- Membayar supplier tepat waktu,
- Menggaji karyawan,
- Menutupi biaya operasional (gas, listrik, minyak),
- Menjaga stok tetap aman,
- dan memastikan cash flow stabil.
Karena restoran bekerja dengan perputaran uang cepat, keterlambatan disbursement sehari saja bisa membuat seluruh operasional tersendat: stok habis, supplier menekan, bahkan payroll jadi terancam.
Di era cashless; QRIS, e-wallet, paylater, delivery platform.
Disbursement semakin krusial karena sebagian besar uang masuk justru tidak langsung diterima merchant, tapi menunggu settlement dari sistem POS atau payment gateway.
Karena itu, POS yang sehat harus memiliki disbursement yang tepat waktu, transparan, konsisten, bisa dilacak (traceable), tidak menahan dana, dan mudah direkonsiliasi.
Begitu sistem disbursement bermasalah, efek dominonya langsung terasa.
Dan di industri F&B yang margin-nya tipis, masalah satu hari saja bisa menciptakan kekacauan seminggu penuh.
Study Case: Ketika Disbursement POS Bermasalah
Untuk menggambarkan seperti apa dampaknya, mari lihat kasus umum yang sering terjadi di restoran (mirip pola kasus pada gambar yang kamu beri), tanpa menyebut nama.
Sumber: ESB
Studi Kasus: Dana Transaksi Tidak Dicairkan Tepat Waktu
Beberapa restoran mengalami masalah seperti ini:
- Transaksi sudah masuk di POS,
- Jumlahnya terlihat jelas di dashboard,
- Tetapi dana yang seharusnya ditransfer tidak masuk ke rekening,
- Bahkan tertahan berhari-hari atau berminggu-minggu,
- Tanpa pemberitahuan atau penjelasan dari penyedia POS.
Merchant mencoba mengecek mutasi bank setiap hari tidak ada. Mereka menghubungi support jawaban lama atau tidak memberi solusi.
Sementara operasional tetap berjalan dan biaya terus berjalan setiap hari.
Akhirnya muncul pertanyaan:
- “Apakah dana saya sedang diproses?”
- “Apakah ada transaksi yang hilang?”
- “Kenapa harus saya yang mengecek terus?”
- “Kenapa tidak ada kejujuran dan transparansi?”
Di beberapa kasus, masalah ini sudah terjadi sejak bulan-bulan sebelumnya, membuat pemilik restoran frustrasi dan kehilangan kepercayaan.
Dampak Langsung ke Operasional Restoran
Ketika disbursement terlambat atau tidak jelas:
1. Cash Flow Langsung Terganggu
Restoran tidak bisa: beli bahan baku hari itu, membayar supplier yang sudah menagih, membuat purchase baru, atau menggaji staf tepat waktu.
2. Hubungan dengan Supplier Ikut Rusak
Supplier bisa menahan pengiriman karena pembayaran tidak masuk sesuai jadwal.
3. Pemilik Usaha Kehilangan Kendali
Tanpa status jelas, seperti misalnya: pending, failed, success. Pemilik usaha merasa seperti: uangnya ditahan, harus mengecek satu per satu, dan tidak tahu kapan dana akan masuk.
4. Kepercayaan ke POS Anjlok
Posisi POS di mata merchant berubah: Dari alat bantu → menjadi sumber masalah.
Inilah titik di mana pemilik usaha mulai mempertimbangkan untuk pindah sistem POS.
Karena buat mereka, penyedia POS yang tidak aman memproses dana = risiko besar.
Baca juga: Apa Itu VOID & Efek Kerugiannya Bagi Bisnis Kuliner?
FAQ Disbursement: Pengertian, Fungsi, dan Penerapannya di Bisnis & Restoran
1. Apa itu disbursement dalam bisnis?
Disbursement adalah proses penyaluran atau pencairan dana dari perusahaan kepada pihak lain, seperti supplier, karyawan, pelanggan, atau mitra bisnis.
Disbursement termasuk pembayaran gaji, pembelian bahan baku, biaya operasional, dan settlement transaksi non-tunai.
Sistem disbursement yang baik membantu bisnis mengatur pengeluaran secara rapi, transparan, dan dapat dilacak.
2. Apa fungsi dan tujuan utama disbursement?
Tujuan disbursement adalah memastikan seluruh pengeluaran tercatat dengan benar, aliran dana tetap terkendali, dan operasional bisnis berjalan lancar.
Melalui sistem disbursement yang terstruktur, perusahaan dapat menghindari kebocoran dana, mempermudah audit, menjaga cash flow tetap sehat, dan meningkatkan efisiensi kerja tim finance.
3. Bagaimana cara kerja proses disbursement?
Proses disbursement umumnya berjalan melalui 5 tahap:
- Pengajuan kebutuhan oleh tim atau outlet,
- Verifikasi dokumen seperti invoice dan PO,
- Approval oleh manajer atau owner,
- Pencairan dana melalui transfer atau sistem otomatis,
- Pencatatan dan rekonsiliasi dengan mutasi bank.
Model ini membantu memastikan setiap uang keluar tersalurkan sesuai SOP dan dapat dilacak dengan jelas.
4. Kenapa disbursement sangat penting untuk bisnis restoran dan F&B?
Restoran bergantung pada disbursement yang cepat karena operasionalnya berjalan harian.
Dana hasil penjualan, terutama dari QRIS, e-wallet, dan delivery platform, harus segera dicairkan untuk membeli bahan baku, membayar supplier, menggaji staf, dan menjaga stok tetap aman.
Keterlambatan disbursement 1–2 hari saja dapat langsung mengganggu cash flow dan aktivitas dapur.
5. Apa risiko jika disbursement di sistem POS bermasalah?
Masalah disbursement POS—seperti dana tidak cair, settlement tertunda, atau status pencairan tidak jelas—dapat menyebabkan cash flow restoran terganggu.
Dampaknya termasuk keterlambatan pembayaran supplier, sulit membeli bahan baku, payroll terhambat, hingga menurunnya kepercayaan merchant terhadap sistem POS.
Dalam banyak kasus, masalah disbursement POS mendorong restoran pindah ke platform yang lebih transparan dan stabil.
Kesimpulan
Disbursement yang rapi dan tepat waktu adalah kunci kelancaran operasional restoran.
Mulai dari beli bahan baku, bayar supplier, hingga menjaga cash flow tetap sehat.
Karena itu, restoran membutuhkan POS yang tidak hanya mencatat transaksi, tetapi juga memastikan pencairan dana transparan, aman, dan mudah dipantau.
ESB POS menghadirkan sistem terintegrasi yang memudahkan pemantauan transaksi, laporan, dan disbursement secara real-time
Hubungi Tim ESB sehingga bisnis F&B bisa berjalan lebih efisien tanpa drama dana tertahan.
SHARE