SHARE

Low Angle Shot vs High Angle Shot, Mana yang Lebih Cocok Buat Foto Makanan?

Briantama Afiq Ashari
low angle

Kalau kamu sering scrolling Instagram atau TikTok, pasti sadar kalau foto makanan sekarang sudah seperti karya seni. 

Teknik fotografi jadi kunci supaya makanan terlihat lebih menggoda. Salah satu teknik yang sering dipakai fotografer adalah permainan angle shot. 

Dari sini muncul pertanyaan besar, lebih cocok low angle shot atau high angle shot buat bikin makanan terlihat enak? 

Yuk, kita bahas bareng biar kamu makin jago bikin konten kuliner.

Kenapa Angle Shot Penting Buat Foto Makanan?

Coba bayangin kamu pesan sepiring waffle dengan topping es krim dan sirup coklat yang meleleh. 

Kalau di foto biasa aja, hasilnya kurang “wah”. Namun, begitu fotografer pakai angle shot yang pas, makanan itu langsung kelihatan premium. 

Inilah kenapa angle dalam fotografi jadi krusial. Bahkan, banyak food blogger yang rela coba berbagai angle hanya untuk menemukan hasil terbaik. 

Dari sinilah diskusi soal low angle shot dan high angle shot makin seru. 

Dua teknik ini punya efek visual berbeda yang bisa mengubah persepsi orang terhadap makanan di foto.

Baca Juga: Mise en Place: Arti, Tujuan, dan Panduan Praktis

Apa Itu Low Angle Shot?

Sebelum masuk lebih jauh, yuk kenalan dulu dengan konsep low angle shot. Sesuai namanya, ini adalah teknik pengambilan gambar dari posisi rendah. 

Kamera diarahkan dari bawah ke atas. Kalau dipakai buat makanan, low angle shot bikin hidangan terlihat lebih megah. 

Misalnya, segelas kopi latte dengan foam tebal akan kelihatan lebih dramatis dari bawah. Teknik ini sering dipakai buat memunculkan kesan elegan atau kuat.

Banyak fotografer kuliner pakai cara ini saat ingin menonjolkan tinggi tumpukan burger, lapisan cake, atau segelas minuman fancy.

Apa Itu High Angle Shot?

Apa Itu High Angle Shot?

Sumber: istockphoto

Kalau tadi dari bawah, sekarang kita bahas dari atas. High angle shot adalah teknik ambil gambar dari atas ke bawah. 

Atau sering disebut juga bird-eye view. Buat makanan, efeknya sangat berbeda dengan low angle. 

Nah, kalau kamu pernah bertanya what is a high-angle shot, jawabannya ya ini adalah teknik memotret dengan sudut kamera yang lebih tinggi dari objek. 

Jadi kamera seolah-olah “mengintip” dari atas. Dalam dunia kuliner, high angle shot jadi favorit karena bisa menampilkan komposisi penuh dari satu meja. 

Misalnya saat brunch bareng teman, satu meja penuh pancake, salad, sampai kopi bisa kelihatan semua dalam sekali jepret.

Baca Juga: Garden Salad: Menu Sehat dan Segar yang Disukai Banyak Orang

Perbandingan Low Angle Shot vs High Angle Shot

Sekarang mari kita bandingkan keduanya. Low angle shot bikin objek makanan terlihat tinggi, megah, dan fokus pada detail tertentu. 

Cocok banget buat makanan yang punya struktur menarik. Sementara itu, high angle shot lebih unggul buat menampilkan keseluruhan suasana. 

Cocok untuk foto flat lay makanan di meja. Kalau kamu punya banyak piring dengan warna-warni berbeda, teknik ini bikin hasilnya rapi.

Jadi kalau kamu pengen menonjolkan satu menu spesial, pilih low angle. Tapi kalau tujuanmu nunjukkin vibe hangout rame-rame, high angle jauh lebih oke.

Bagaimana dengan Dutch Angle Shot?

Bagaimana dengan Dutch Angle Shot?

Sumber: istockphoto

Selain dua teknik tadi, ada juga gaya dutch angle shot. Ini adalah teknik foto dengan kamera dimiringkan. 

Efeknya bikin hasil gambar terlihat lebih edgy dan dramatis. Dalam fotografi makanan, dutch angle shot nggak selalu jadi pilihan utama. 

Namun, kalau kamu pengen foto yang lebih artsy, teknik ini bisa dicoba. Misalnya buat foto mocktail berwarna cerah atau dessert modern dengan plating unik.

Konten Makanan Jadi Viral Gara-Gara Angle

Banyak brand kuliner yang berhasil viral berkat pemilihan angle yang tepat. Misalnya sebuah kafe di Jakarta yang fotonya sering dipuji karena konsisten. 

Orang jadi gampang lihat semua menu dalam satu frame. Ada juga burger joint yang sengaja pakai low angle shot buat menunjukkan betapa tingginya tumpukan daging mereka. 

Foto itu bikin orang langsung lapar dan pengen nyobain. Jadi pemilihan angle bukan cuma soal gaya, tapi juga strategi branding.

Baca Juga: 5 Alasan Seasonal Menu Wajib Dicoba oleh Pebisnis Kuliner

Tips Praktis Memilih Angle Shot

Kalau kamu bingung mau pakai angle mana, coba tips ini:

1. Pikirkan tujuan fotomu

Kalau mau fokus satu makanan, gunakan low angle shot.

2. Pertimbangkan jumlah objek

Kalau ada banyak piring, high angle shot lebih rapi.

3. Eksperimen

Jangan takut coba dutch angle shot biar hasilnya lebih unik.

4. Kenali mood brand

Kalau brand-mu elegan, low angle bisa lebih cocok. Kalau brand-mu fun dan casual, high angle akan lebih pas.

Buat sebagian orang, ngomongin angle kamera mungkin terasa teknis. Nah, dalam dunia kuliner, ini soal storytelling.

Ketika kamu pakai low angle shot, seolah-olah kamu bilang “lihat betapa istimewanya menu ini”. 

Sedangkan high angle shot lebih ke vibe, seolah kamu ajak orang lain gabung makan bareng.

Bahkan dengan dutch angle shot, kamu bisa menunjukkan sisi playful dari sebuah menu. Jadi, angle adalah cara untuk kasih rasa pada foto.

FAQ Seputar Low Angle Shot dan High Angle Shot untuk Foto Makanan

1. Apa itu low angle shot dalam fotografi makanan?

Low angle shot adalah teknik memotret dari posisi lebih rendah dari objek. 

Teknik ini cocok untuk menonjolkan tekstur, tinggi, dan detail bentuk makanan, terutama makanan berlayer atau minuman tinggi.

2. Kapan waktu yang tepat menggunakan high angle shot?

High angle shot atau foto dari atas cocok dipakai saat makanan punya komposisi di permukaan, seperti salad bowl, pizza, brunch platter, atau meja makan yang ditata cantik. 

Teknik ini membantu menampilkan keseluruhan elemen dalam satu frame.

3. Apakah kedua angle ini bisa digabung dalam satu sesi foto?

Bisa banget, biasanya fotografer mengambil beberapa angle untuk memilih hasil terbaik. 

Low angle shot menonjolkan detail dan tinggi, sedangkan high angle shot menonjolkan tata letak dan komposisi.

4. Mana yang lebih cocok untuk foto makanan restoran?

Nggak ada jawaban tunggal, tergantung jenis makanannya. Kalau makanan punya bentuk dan layer menarik (burger, cake, kopi latte), gunakan low angle shot. 

Kalau makanan terlihat menarik dari atas (ramen, pizza, platter), gunakan high angle shot.

Kesimpulan

Baik low angle shot maupun high angle shot sama-sama penting untuk menciptakan foto makanan yang menarik.

Low angle shot menonjolkan detail, tinggi, dan keindahan struktur makanan — cocok untuk menu yang ingin terlihat premium dan kuat.

Sementara high angle shot membantu menampilkan komposisi secara menyeluruh, ideal untuk menciptakan kesan ramai, hangat, dan menggoda di media sosial.

Bagi pelaku bisnis kuliner, memahami teknik angle bukan cuma soal estetika, tapi juga strategi branding. Foto yang tepat bisa membuat pelanggan tertarik bahkan sebelum mencicipi.

Agar strategi branding dan operasional restoranmu berjalan lebih efisien, kelola semuanya dengan ekosistem digital ESB — mulai dari pemesanan, stok, hingga laporan penjualan otomatis dalam satu sistem.

Hubungi ESB sekarang di esb.id dan temukan solusi digital terbaik untuk mengembangkan bisnis kulinermu!

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya