SHARE

7 Komponen Sistem Pembayaran yang Wajib Diketahui Pelaku Usaha!

Sovia
komponen sistem pembayaran

Di era digital seperti sekarang, sistem pembayaran terus berkembang pesat. Dari metode tunai hingga transaksi lewat smartphone, teknologi membawa kemudahan baru setiap hari.

Bagi bisnis, terutama usaha kecil dan menengah, memilih sistem pembayaran yang praktis dan efisien sangat penting. Ini membantu memenuhi kebutuhan pelanggan sekaligus mendukung pertumbuhan bisnis.

Yuk, pelajari lebih lanjut mengenai komponen sistem pembayaran hingga jenis-jenisnya dalam artikel ini!

Mengenal Sistem Pembayaran

Sistem pembayaran adalah mekanisme yang mengatur pemindahan dana dari satu pihak ke pihak lainnya. Sistem ini menjadi bagian penting dari setiap transaksi, baik secara langsung maupun digital.

Alat pembayaran yang digunakan bisa bermacam-macam. Mulai dari uang tunai, hingga alat non-tunai seperti transfer bank, kartu debit, kartu kredit, atau QRIS. 

Semua alat ini mendukung proses pembayaran agar berjalan lebih mudah dan efisien.

Agar sistem ini bekerja dengan baik, dibutuhkan pengawasan dari lembaga yang berwenang. 

Dalam hal ini, regulator dalam komponen sistem pembayaran adalah pihak yang mengatur, mengawasi, dan menjaga kestabilan sistem. Di Indonesia, peran ini dijalankan oleh Bank Indonesia.

Sistem pembayaran memiliki tiga tahap utama, yaitu otorisasi, kliring, dan penyelesaian akhir (settlement). 

Kliring dan transfer dana via RTGS merupakan komponen sistem pembayaran yang berupa infrastruktur penting dalam proses penyelesaian transaksi. 

RTGS (Real-Time Gross Settlement) digunakan untuk transfer dana bernilai besar, biasanya di atas Rp100 juta.

Untuk mendukung seluruh proses tersebut, ada beberapa pihak yang terlibat secara aktif. 

Komponen yang membentuk sistem pembayaran meliputi regulator, penyelenggara sistem, peserta (seperti bank atau lembaga keuangan), serta infrastruktur teknis.

Namun, tidak semua pihak termasuk dalam struktur utama sistem ini. Pengguna akhir seperti konsumen bukan bagian dari komponen yang membentuk sistem pembayaran secara teknis. Dengan kata lain, komponen yang membentuk sistem pembayaran kecuali konsumen atau pengguna layanan, karena mereka bukan bagian dari struktur teknis sistem pembayaran.

Memahami sistem pembayaran membantu kamu mengerti proses di balik setiap transaksi. Semua komponen bekerja bersama untuk memastikan pembayaran berlangsung aman, cepat, dan terkendali.

Baca juga: Payment: Pahami Jenis dan Sistem Payment yang Wajib Kamu Tahu

7 Komponen Sistem Pembayaran

7 Komponen Sistem Pembayaran

Sumber: freepik.com

Tujuan utama penerapan sistem pembayaran adalah memudahkan transaksi sekaligus menjamin keamanan supaya hak semua pihak terlindungi. 

Selain itu, sistem ini menyediakan berbagai metode yang membuat akses pembayaran semakin mudah untuk semua pengguna.

Agar sistem pembayaran berjalan efektif, tiap komponen memiliki peran penting. Berikut ini penjelasan tujuh komponen utama dalam sistem pembayaran:

1. Alat Pembayaran

Transaksi tidak akan terjadi tanpa adanya alat pembayaran. Umumnya, ada dua jenis alat pembayaran, yaitu tunai dan nontunai. Di Indonesia, transaksi dilakukan menggunakan mata uang Rupiah.

Kamu bisa melakukan pembayaran tunai atau memakai metode nontunai seperti e-wallet, mobile banking, e-money, dan QRIS. Metode nontunai ini juga memudahkan transaksi online, selain transaksi langsung.

2. Saluran Pembayaran

Saluran pembayaran adalah media yang digunakan untuk memproses transaksi nontunai. Saluran ini harus diatur secara legal agar pembayaran tetap aman dan terpercaya.

Beberapa contoh saluran resmi adalah kartu debit, kartu kredit, ATM, EDC, dan e-wallet. Saat ini, e-wallet menjadi favorit karena kemudahannya, cukup dekatkan smartphone ke mesin untuk menyelesaikan pembayaran.

3. Perangkat Hukum

Perangkat hukum berperan sebagai pengatur dan pengawas kebijakan sistem pembayaran. Di Indonesia, beberapa lembaga penting yang mengatur sistem ini adalah Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan.

4. Mekanisme Operasional

Mekanisme operasional memastikan setiap transaksi berjalan dengan lancar dan aman. Proses ini biasanya dijalankan oleh lembaga berwenang, misalnya Bank Indonesia.

Contohnya adalah Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) dan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), yang mengatur proses transfer dana secara real time.

5. Infrastruktur

Infrastruktur meliputi seluruh perangkat pendukung proses transaksi. Ini termasuk jaringan komputer, perangkat keras dan lunak, hingga sistem backup data.

Contoh hardware-nya adalah ATM, sedangkan software yang sering digunakan adalah aplikasi mobile banking dan e-wallet. Infrastruktur ini menjamin transaksi bisa dilakukan dengan mudah dan cepat.

6. Kelembagaan

Berbagai lembaga terlibat dalam proses pembayaran, baik langsung maupun tidak langsung. Mulai dari bank sentral, bank umum, penyedia kartu kredit, hingga penyedia layanan payment gateway.

Peran lembaga-lembaga ini sangat penting untuk menjaga kelancaran dan keamanan sistem pembayaran secara menyeluruh.

7. Pengguna

Terakhir, pengguna adalah komponen yang menyelesaikan proses transaksi. Pengguna ini bisa penjual maupun pembeli yang berkomunikasi dan menyelesaikan pembayaran melalui sistem.

Keberhasilan transaksi sangat bergantung pada bagaimana pengguna memanfaatkan seluruh komponen sistem pembayaran dengan tepat dan benar.

Jenis-Jenis Sistem Pembayaran

Di Indonesia, sistem pembayaran terbagi menjadi dua jenis utama, yaitu pembayaran tunai dan nontunai. Keduanya memiliki peran penting dalam berbagai transaksi sehari-hari.

1. Pembayaran Tunai

Sistem pembayaran tunai menggunakan uang fisik seperti uang kertas dan logam. Walaupun tren pembayaran digital semakin populer, metode tunai tetap menjadi pilihan sah dan banyak digunakan oleh masyarakat.

2. Pembayaran Nontunai

Sistem nontunai kini semakin berkembang dan banyak dipilih karena kemudahan dan kecepatan transaksinya. Berbagai teknologi seperti e-wallet dan QRIS membuat proses pembayaran jadi lebih praktis dan aman.

Beberapa contoh alat pembayaran nontunai yang umum digunakan meliputi kartu debit, kartu kredit, rekening giro, cek, serta berbagai produk elektronik seperti e-money dan e-wallet. Semua opsi ini menawarkan alternatif transaksi tanpa harus menggunakan uang tunai secara langsung.

Baca juga: Biar Bisnis Nggak Boncos, Kenali Dulu Apa Itu Surcharge dan Cara Mengelolanya!

Kesimpulan

Sistem pembayaran bukan hanya soal teknologi, tapi soal kolaborasi antar komponen yang dapat mendukung kelancaran transaksi. Tujuh komponen sistem pembayaran di atas membentuk pondasi transaksi modern yang aman dan efisien. Baik usaha kecil maupun besar perlu memahaminya agar dapat mengelola keuangan lebih baik.

Selain kelancaran transaksi pembayaran, kelancaran operasional juga menjadi kunci penting dalam bisnis. Manfaatkanlah solusi ESB POS dan ESB POS Lite untuk bisnis kuliner. 

ESB POS adalah aplikasi kasir holistik untuk bisnis kuliner skala besar, fiturnya mencakup manajemen menu, promosi, multi-kasir, dan integrasi dengan display dapur. 

Sementara ESB POS Lite dirancang untuk UMKM, dengan fitur lengkap tanpa biaya bulanan, termasuk manajemen stok, pembukuan sederhana, dan kelola banyak cabang sekaligus. 

Yuk, tingkatkan efisiensi operasional dan kemudahan transaksi dengan solusi ESB! Hubungi Tim ESB sekarang!

SHARE
Promo Kami
Inspirasi Lainnya