
Food Safety: Pengertian, Pentingnya Keamanan Pangan, dan Cara Menerapkannya dalam Industri F&B
Briantama Afiq Ashari
Tahukah kamu jika food safety adalah hal yang wajib diperhatikan, apalagi jika kamu memiliki bisnis makanan atau minuman?
Pada intinya, food safety memang sering dianggap sepele, padahal ini menyangkut kesehatan banyak orang.
Kesalahan kecil dalam pengolahan makanan bisa berdampak besar, bahkan menyebabkan keracunan makanan.
Oleh karena itu food safety adalah aspek wajib yang harus kamu perhatikan! Lantas, apa itu food safety? Yuk, kita bahas!
Apa Itu Food Safety dan Mengapa Penting?
Secara umum, food safety adalah upaya untuk memastikan makanan itu aman dari kontaminasi biologis, kimia, atau benda asing yang bisa membahayakan kesehatan.
Mungkin kamu pernah mendengar kasus keracunan makanan atau produk yang ditarik dari pasaran karena terkontaminasi? Nah, itu terjadi karena food safety nggak diterapkan dengan benar.
Dalam industri makanan dan minuman, food safety adalah prosedur sekaligus komitmen untuk menjaga kesehatan konsumen. Kalau sampai makanan yang dijual tercemar, dampaknya bisa serius.
Bisa-bisa pelanggan keracunan dan sakit, sehingga membuat usahamu terkena sanksi, hingga rusaknya reputasi.
Nah, di Indonesia, food safety diatur secara ketat dalam berbagai regulasi.
Aturan Perundangan Food Safety
Salah satu aturan utama adalah Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004, yang mengatur keamanan pangan dalam skala nasional.
Selain itu, dalam industri F&B, penerapan food safety juga mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 tentang Hygiene & Sanitasi Jasa Boga.
Regulasi ini menegaskan bahwa setiap pelaku usaha di bidang makanan dan minuman wajib menerapkan standar keamanan pangan.
Jika ditemukan pelanggaran, terutama jika sudah ada keluhan dari konsumen yang mengalami gangguan kesehatan akibat produk yang dikonsumsi, maka sanksi tegas akan diberlakukan.
Praktik Food Safety di Industri F&B
Nah, saat ini, kesadaran konsumen terhadap kualitas makanan semakin meningkat, sehingga membuat penerapan food safety semakin penting. Ada lima langkah utama dalam praktik food safety yang harus diterapkan, yaitu:
1. Menjaga Kebersihan
Mikroorganisme patogen bisa dengan mudah berpindah melalui tanah, air, hewan, maupun manusia.
Oleh karena itu, kebersihan harus dijaga, mencuci tangan sebelum mengolah makanan dan setelah menggunakan toilet adalah langkah wajib.
Semua permukaan yang bersentuhan dengan makanan, seperti talenan, pisau, dan peralatan dapur lainnya, harus dicuci rutin.
Selain itu, dapur harus dijaga, agar tetap bersih dan bebas dari serangga atau hewan lain yang bisa mencemari makanan.
2. Memisahkan Makanan Mentah dan Matang
Yang kedua, adalah memisahkan makanan mentah dan matang. Jangan gunakan peralatan yang sama untuk mengolah makanan mentah dan matang tanpa dicuci terlebih dahulu. Penggunaan wadah terpisah juga penting, loh!
3. Memasak dengan Suhu yang Tepat
Makanan harus dimasak pada suhu yang cukup untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.
Oh iya, makanan yang dipanaskan kembali juga harus mencapai batas minimal suhu, agar tetap aman dikonsumsi.
4. Menjaga Suhu Pangan
Makanan yang telah matang sebaiknya nggak dibiarkan dalam suhu ruang lebih dari dua jam.
Penyimpanan di lemari pendingin harus dilakukan dengan suhu di bawah 4°C, sedangkan untuk freezer, suhu yang disarankan adalah -17°C.
5. Menggunakan Bahan Baku yang Aman
Air dan bahan baku yang digunakan dalam produksi makanan harus dalam kondisi paling aman.
Kontaminasi bisa terjadi dari air, es, maupun bahan pangan yang sudah berjamur atau rusak.
Oleh karena itu, pastikan untuk selalu memilih bahan makanan yang segar dan berkualitas baik.
Buah dan sayuran sebaiknya dicuci sebelum dikonsumsi, dan makanan yang sudah melewati masa kadaluarsa harus segera dibuang.
Baca Juga: Rahasia Sukses RM Padang Payakumbuah dan Peluang Bisnisnya
Food Safety vs. Food Defense: Apa Bedanya?
Sumber: Freepik
Tahukah kamu ada juga istilah food defense? Nah, dalam dunia pangan, ada dua konsep utama yang sering dibahas, yaitu food safety dan food defense.
Keduanya sama-sama bertujuan untuk memastikan makanan yang dikonsumsi tetap aman.
Namun, pendekatan dan fokusnya berbeda, loh! Food safety berkaitan dengan langkah-langkah pencegahan, agar makanan nggak terkontaminasi oleh zat berbahaya, seperti bahan kimia, mikroorganisme patogen, atau benda asing.
Proses ini lebih bersifat preventif dan dilakukan agar makanan tetap aman dikonsumsi tanpa risiko gangguan kesehatan.
Di Indonesia, aspek ini telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang keamanan pangan.
Di sisi lain, food defense lebih menitikberatkan pada perlindungan makanan dari ancaman kontaminasi yang dilakukan secara sengaja oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Ancaman ini bisa berupa sabotase, pencampuran bahan berbahaya secara ilegal, atau tindakan curang dari produsen yang menggunakan zat kimia yang tidak seharusnya dalam produksi pangan.
Konsep food defense ini ditekankan oleh FDA (Food and Drug Administration) di Amerika Serikat.
Nah, sederhananya, food safety berfokus pada pencegahan kontaminasi yang nggak disengaja dalam proses produksi dan distribusi makanan.
Lalu, untuk food defense itu bertujuan untuk menangkal kemungkinan sabotase atau tindakan kriminal yang dapat mengancam keamanan pangan.
Kedua aspek ini sama-sama penting dalam memastikan makanan yang dikonsumsi tetap aman dan berkualitas.
Kenapa Food Safety Itu Wajib Banget?
Kesalahan dalam penanganan makanan bisa berakibat fatal, mulai dari keracunan makanan hingga kehilangan kepercayaan pelanggan.
Nah, berikut alasan kenapa food safety itu penting banget!
1. Mencegah Penyakit Akibat Makanan
Kita semua pasti ingin makanan yang enak dan aman, kan? Sayangnya, tanpa food safety, makanan bisa jadi sarang bakteri seperti Salmonella atau E. coli yang bisa bikin konsumen sakit.
Kalau sudah begini, bukan cuma pelanggan yang rugi, bisnis juga bisa kena imbasnya.
2. Melindungi Bisnis dari Kerugian
Selanjutnya, untuk melindungi usaha dari kerugian. Coba pikirkan jika restoran atau bisnis F&B kamu harus menarik produk dari pasaran karena isu food safety.
Biaya untuk menarik produk, kehilangan pelanggan, hingga sanksi dari pemerintah bisa bikin bisnis merugi besar.
3. Meningkatkan Kepercayaan Konsumen
Selain alasan di atas, konsumen zaman sekarang semakin sadar tentang kualitas makanan yang mereka konsumsi.
Nah, kalau bisnis kamu dikenal menerapkan standar food safety yang tinggi, kepercayaan pelanggan pasti meningkat.
4. Mengurangi Pemborosan Makanan
Makanan yang rusak atau terkontaminasi harus dibuang, dan itu berarti ada biaya terbuang sia-sia.
Nah, dengan menerapkan food safety yang baik, risiko makanan terbuang bisa diminimalkan, sehingga operasional bisnis jadi lebih efisien.
5. Sesuai dengan Standar Internasional
Kalau kamu berencana membawa bisnis kuliner ke level internasional, standar food safety jadi hal yang wajib dipenuhi.
Negara-negara lain punya regulasi ketat, jadi pastikan bisnis kamu sudah menerapkan food safety sesuai standar global.
Baca Juga: Inovasi Warmindo Kekinian! Begini Cara Biar Warung Makan Indomiemu Makin Dilirik
Kunci Utama Food Safety yang Sering Diabaikan
Sumber: Freepik
1. Gak Menjaga Kebersihan dengan Baik
Yang pertama, salah satu kunci utama dalam food safety adalah kebersihan.
Banyak orang masih meremehkan kebiasaan mencuci tangan sebelum dan setelah mengolah makanan. Padahal, tangan bisa menjadi perantara utama penyebaran bakteri.
Selain itu, peralatan dapur seperti pisau dan talenan juga wajib dibersihkan dengan benar, agar nggak terjadi kontaminasi.
Jangan lupa, area dapur juga harus bebas dari serangga atau hewan pengerat yang bisa membawa penyakit.
Kalau kebersihan diabaikan, maka reputasi bisnis kuliner kamu bisa terancam, loh!
2. Mencampur Bahan Mentah dengan Makanan Matang
Pernah taruh daging mentah dan sayur dalam satu wadah? Nah, ini adalah kesalahan besar dalam food safety.
Kontaminasi terjadi saat bakteri dari makanan mentah berpindah ke makanan matang.
Efeknya? Bisa menyebabkan keracunan makanan!
Pastikan kamu selalu menggunakan wadah dan alat yang terpisah antara bahan mentah dan makanan yang sudah matang.
Gunakan juga talenan berbeda untuk memotong daging dan sayuran agar nggak ada perpindahan bakteri.
Hal ini sangat penting untuk diperhatikan, agar nggak terjadi kontaminasi tersebut.
3. Memasak Makanan dengan Suhu yang Kurang Tepat
Banyak yang nggak menyadari bahwa memasak dengan suhu nggak tepat bisa membuat bakteri berbahaya tetap hidup.
Nah, daging, ayam, dan seafood harus dimasak hingga suhu internalnya mencapai minimal 70°C agar aman dikonsumsi.
Selain itu, makanan yang dipanaskan kembali juga harus mencapai suhu aman sebelum dikonsumsi.
Jangan asal hangat saja, pastikan panasnya merata agar semua bakteri yang tersisa bisa mati.
4. Membiarkan Makanan di Suhu Ruangan Terlalu Lama
Salah satu kesalahan yang sering terjadi dalam food safety adalah membiarkan makanan matang terlalu lama di suhu ruang.
Bakteri berkembang pesat pada suhu antara 5°C hingga 60°C, yang dikenal sebagai "danger zone".
Makanan yang dibiarkan dalam rentang suhu ini lebih dari dua jam berisiko terkontaminasi bakteri berbahaya.
Solusinya? Simpan makanan di dalam kulkas jika nggak segera dikonsumsi.
Pastikan suhu lemari es di bawah 4°C dan freezer di bawah -17°C agar bahan makanan tetap segar dan aman.
5. Menggunakan Bahan Baku yang Nggak Aman
Bahan baku yang nggak segar atau sudah kadaluwarsa bisa menjadi sumber kontaminasi dalam makanan.
Food safety adalah tentang memastikan bahan makanan yang digunakan dalam kondisi baik.
Jangan asal beli bahan hanya karena murah, tapi pastikan kualitasnya terjaga. Air yang digunakan juga harus bersih.
Jika perlu, gunakan air yang sudah disaring atau dimasak terlebih dahulu untuk menghindari risiko kontaminasi mikroba berbahaya.
Jangan lupa, selalu cek tanggal kadaluwarsa sebelum menggunakan bahan makanan!
Aturan 4 Jam / 2 Jam: Mengontrol Pertumbuhan Mikroba
Penelitian menunjukkan bahwa makanan dapat disimpan di luar kontrol suhu dalam waktu tertentu tanpa meningkatkan risiko keracunan makanan secara signifikan.
Waktu maksimal makanan bisa disimpan dalam zona bahaya suhu (antara 5°C hingga 60°C) dikenal sebagai aturan 4 jam / 2 jam.
Panduan Waktu Penyimpanan di Zona Bahaya Suhu:
Kesimpulan
Food safety bukan sekadar standar operasional, tetapi sebuah keharusan dalam industri F&B untuk menjaga kualitas makanan, kesehatan konsumen, dan reputasi bisnis.
Dengan menerapkan praktik kebersihan yang baik, mengontrol suhu makanan, serta memastikan bahan baku yang aman, risiko kontaminasi dapat diminimalkan.
Bagi bisnis kuliner, kepatuhan terhadap regulasi keamanan pangan juga membantu meningkatkan kepercayaan pelanggan dan memastikan operasional berjalan lancar.
Jangan abaikan food safety—karena keamanan pangan yang baik berarti bisnis yang lebih sukses dan berkelanjutan!
Ingin sistem manajemen restoran yang ebih efisien? Langganan esb.id sekarang dan dapatkan standee tablet GRATIS untuk mempermudah operasional bisnis F&B-mu!
