
Cara Menghitung Labor Cost agar Bisnis Tidak Rugi
Sovia
Menjalankan bisnis bukan hanya soal produk atau layanan yang ditawarkan.
Di balik operasional harian yang sibuk, ada strategi keuangan penting yang perlu dikelola dengan cermat.
Salah satunya adalah pengelolaan labor cost. Jika tidak dikendalikan, biaya tenaga kerja bisa menggerus keuntungan.
Artikel ini akan membantu memahami apa itu labor cost, jenis-jenisnya, hingga cara menghitungnya secara tepat.
Apa Itu Labor Cost?
Dalam menjalankan bisnis, memahami struktur biaya jadi hal yang penting. Salah satu biaya utama yang perlu diperhatikan adalah labor cost.
Lalu, apa itu labor cost sebenarnya?
Secara umum, labor cost adalah total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mempekerjakan dan mempertahankan tenaga kerja.
Hal ini bukan hanya soal gaji pokok atau upah bulanan, tapi juga mencakup berbagai elemen lainnya.
Labor cost artinya mencakup seluruh pengeluaran seperti biaya rekrutmen, tunjangan, pelatihan, pajak karyawan, hingga asuransi dan program kesejahteraan.
Setiap elemen tersebut memberi kontribusi langsung terhadap efisiensi operasional dan profitabilitas bisnis.
Misalnya, saat membuka lowongan kerja, ada biaya yang perlu dikeluarkan untuk iklan, proses seleksi, hingga onboarding.
Setelah karyawan bergabung, perusahaan juga perlu mengalokasikan dana untuk gaji, tunjangan kesehatan, program pelatihan, serta kewajiban pajak dan asuransi.
Semua biaya tersebut, bila dijumlahkan, akan membentuk total labor cost.
Semakin besar jumlah karyawan dan semakin kompleks sistem kompensasi yang digunakan, maka labor cost juga akan semakin tinggi.
Itulah sebabnya, penting bagi pemilik bisnis untuk menentukan batas atau standar persentase labor cost dari total omzet.
Tanpa acuan yang jelas, keputusan perekrutan bisa menjadi kurang terukur, jumlah staf berlebih, tapi laba justru menurun.
Standar ini sebaiknya disusun bersama tim keuangan, HR, dan operasional agar sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas bisnis.
Dengan pendekatan kolaboratif, kamu bisa menemukan angka ideal yang seimbang antara efisiensi dan produktivitas.
Di industri restoran, labor cost memegang porsi besar dalam struktur biaya operasional.
Gaji staf dapur dan pelayanan, biaya pelatihan, hingga pengaturan shift semuanya perlu dikelola secara cermat.
Jika tidak diatur dengan baik, restoran bisa mengalami kondisi di mana omzet tinggi, tapi keuntungan kecil karena beban tenaga kerja terlalu besar.
Inilah mengapa restoran perlu menyesuaikan jumlah staf dengan volume penjualan harian atau mingguan.
Mengelola labor cost secara efisien bukan berarti harus memangkas jumlah karyawan secara drastis.
Namun, lebih ke arah mengatur jadwal kerja secara optimal, memberi pelatihan silang, dan memastikan setiap karyawan produktif sesuai perannya.
Dengan cara ini, kamu bisa menjaga kualitas layanan tetap maksimal tanpa membuat biaya tenaga kerja melonjak.
Jenis-Jenis Labor Cost
Sumber: freepik.com
Dalam menjalankan bisnis, memahami jenis-jenis labor cost sangat penting untuk mengelola biaya secara efisien.
Secara umum, ada dua kategori Utama, direct dan indirect labor cost. Berikut penjelasannya:
1. Direct Labor Cost
Direct labor cost adalah biaya tenaga kerja yang langsung terlibat dalam proses produksi. Biaya ini bisa langsung ditelusuri ke produk atau jasa tertentu.
Misalnya, gaji pekerja yang merakit produk di pabrik atau staf yang memberikan layanan kepada pelanggan.
Semua biaya ini termasuk dalam kategori direct labor cost karena berhubungan langsung dengan output yang dihasilkan.
2. Indirect Labor Cost
Berbeda dengan direct, indirect labor cost adalah biaya tenaga kerja yang tidak terlibat langsung dalam produksi.
Biaya ini sulit dikaitkan secara spesifik dengan satu produk atau jasa.
Contohnya meliputi gaji staf administrasi, tunjangan kesehatan, pelatihan karyawan, dan manfaat karyawan lainnya.
Meskipun tidak terlihat langsung dalam proses produksi, peran mereka tetap penting dalam kelancaran operasional.
Baca juga: Keuntungan Payback Period dan Cara Mudah Menghitungnya
Cara Menghitung Labor Cost
Setelah memahami jenis-jenis labor cost, sekarang saatnya mempelajari cara menghitungnya dengan langkah yang jelas. Berikut pembahasannya:
1. Identifikasi Semua Komponen Biaya
Langkah pertama adalah mencatat semua biaya yang berkaitan dengan tenaga kerja.
Mulai dari gaji pokok, tunjangan kesehatan, asuransi, hingga biaya pelatihan karyawan.
Jangan lupa juga menghitung pajak serta kontribusi yang wajib dibayarkan perusahaan.
2. Total Biaya Tenaga Kerja
Gabungkan seluruh komponen biaya tadi ke dalam satu total keseluruhan. Ini mencakup gaji, tunjangan, hingga kewajiban pajak dan kontribusi lainnya.
3. Hitung Biaya Tenaga Kerja per Jam
Langkah berikutnya, bagi total biaya tenaga kerja dengan jumlah jam kerja selama periode tertentu.
Contohnya, seorang karyawan memiliki total labor cost Rp60 juta per tahun.
Jika ia bekerja 2.000 jam setahun, maka biaya per jamnya adalah Rp30.000. (Rp60.000.000 ÷ 2.000 jam = Rp30.000 per jam)
4. Hitung untuk Periode Lain
Kamu juga bisa menghitung biaya per minggu, bulan, atau tahun. Caranya, tinggal kalikan biaya per jam dengan total jam kerja dalam periode tersebut.
Langkah ini bisa bantu kamu memahami beban biaya dalam jangka waktu yang lebih fleksibel.
5. Gunakan Rasio Labor Cost terhadap Omzet
Cara lain yang umum dipakai di industri, terutama restoran, adalah memakai persentase omzet.
Sebagai gambaran, restoran biasanya menetapkan labor cost ideal di angka 15% dari omzet.
Contoh perhitungan:
Dengan begitu, kamu bisa memperkirakan jumlah tenaga kerja ideal berdasarkan target omzet dan budget.
Baca juga: Pengertian Harga Pokok Penjualan (HPP) & Bagaimana Rumus Perhitungannya?
Kesimpulan
Memahami labor cost adalah kunci untuk mengambil keputusan bisnis yang lebih cerdas.
Dengan mengklasifikasikan biaya, menghitung persentasenya, dan menggunakan teknologi digital, pemilik bisnis bisa melihat dengan jelas area yang perlu diperbaiki.
Hal ini bukan hanya soal efisiensi, tapi juga tentang membangun pondasi keuangan yang sehat untuk jangka panjang.
Ingin bisnis kulinermu lebih efisien dan terkelola dengan baik? Manfaatkan solusi ESB untuk digitalisasi operasional.
Dari sistem POS untuk transaksi harian, ERP untuk manajemen inventori dan keuangan, sistem pemesanan makanan online, hingga solusi manajemen antrean pelanggan, semua terintegrasi dalam satu platform.
Kembangkan bisnismu dengan cara yang lebih modern dan efisien. Hubungi Tim ESB dan temukan solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan operasional bisnis F&B-mu.
